Sinergi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah dan Madrasah: Kekuatan, Tantangan, dan Harapan - Guru Pancasila

Sabtu, 21 Juni 2025

Sinergi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah dan Madrasah: Kekuatan, Tantangan, dan Harapan



 Oleh: Eko Budi Santoso

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memegang peran penting dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, cinta tanah air, dan memiliki kesadaran hukum serta tanggung jawab sebagai warga negara. Di berbagai satuan pendidikan, baik sekolah umum maupun madrasah, PPKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib. Namun, dalam praktiknya, sinergi pelaksanaan PPKn di sekolah dan madrasah memiliki dinamika tersendiri—dengan tantangan dan kelebihannya masing-masing.

Kekuatan Sinergi Sekolah dan Madrasah

Sinergi antara sekolah dan madrasah dalam pelaksanaan PPKn sesungguhnya merupakan kekayaan khas Indonesia. Di satu sisi, sekolah umum cenderung mengembangkan pendekatan rasional, analitis, dan berbasis kewarganegaraan modern. Di sisi lain, madrasah menghadirkan dimensi spiritual dan nilai-nilai keislaman yang selaras dengan Pancasila. Keduanya saling melengkapi.

Misalnya, saat membahas nilai toleransi, sekolah bisa menekankan pada prinsip pluralisme dan hak asasi manusia, sedangkan madrasah dapat mengaitkan dengan nilai ukhuwah dan ayat-ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya saling menghargai. Dari sinilah muncul harmoni—pembelajaran PPKn yang tidak hanya rasional, tetapi juga menyentuh aspek emosional dan spiritual peserta didik.

Tantangan di Lapangan

Meski memiliki kekuatan sinergi, pelaksanaan PPKn juga menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:

  1. Kurangnya Inovasi Pembelajaran: Masih banyak guru yang mengandalkan metode ceramah dan hafalan, padahal PPKn sejatinya menuntut pendekatan partisipatif, kontekstual, dan reflektif.

  2. Dominasi Nilai Kognitif: Penilaian cenderung menekankan aspek kognitif, sementara pembentukan sikap dan keterampilan kewarganegaraan kurang terpantau secara utuh.

  3. Gap Kurikulum dengan Realita Sosial: Materi yang diajarkan kadang belum sepenuhnya responsif terhadap isu-isu aktual yang dihadapi peserta didik, seperti hoaks, intoleransi digital, dan krisis etika di media sosial.

  4. Stigma "Pelajaran Ringan": Banyak siswa (dan bahkan sebagian pendidik) memandang PPKn sebagai pelajaran “mudah” atau “tambahan”, sehingga minat dan keseriusan belajar jadi kurang maksimal.

  5. Keterbatasan Kolaborasi Antarmata Pelajaran: Padahal sinergi PPKn dengan mata pelajaran lain seperti Sejarah, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Agama sangat potensial untuk memperkaya makna pembelajaran.

Kelebihan PPKn di Madrasah

PPKn di madrasah memiliki kekhasan yang bisa menjadi keunggulan tersendiri, di antaranya:

  • Integrasi Nilai Religius dan Nasionalisme: Madrasah mampu memadukan ajaran Islam dengan semangat Pancasila, sehingga menumbuhkan nasionalisme yang religius dan moderat.

  • Kedisiplinan Lingkungan Madrasah: Banyak madrasah membiasakan perilaku disiplin dan hormat kepada guru, yang sangat mendukung pembentukan karakter kewarganegaraan peserta didik.

  • Peran Guru sebagai Figur Teladan Spiritual dan Sosial: Guru di madrasah seringkali menjadi panutan tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga moral dan sosial, yang memperkuat pembelajaran nilai-nilai PPKn.

Harapan dan Langkah ke Depan

Agar sinergi PPKn di sekolah dan madrasah makin kuat, diperlukan beberapa langkah strategis:

  • Pengembangan Metode Kontekstual: Guru perlu mengaitkan materi dengan isu aktual dan kehidupan nyata peserta didik agar pembelajaran terasa relevan dan bermakna.

  • Penguatan Kolaborasi Antarmata Pelajaran dan Antarlembaga: Membuka ruang diskusi lintas pelajaran dan kerja sama antar sekolah dan madrasah untuk berbagi praktik baik.

  • Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui pelatihan berkelanjutan, khususnya dalam literasi digital, metode pembelajaran aktif, dan asesmen autentik.

  • Menempatkan PPKn sebagai “Pelajaran Hidup”: Bukan hanya untuk nilai rapor, tetapi sebagai bekal utama untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.


Penutup

Sinergi PPKn di sekolah dan madrasah adalah aset besar dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih toleran, adil, dan bermartabat. Tantangannya nyata, tapi kelebihannya pun tak terbantahkan. Sebagai guru PPKn, saya percaya bahwa nilai-nilai luhur bangsa ini akan tetap hidup—selama kita setia menghidupkannya di ruang kelas, di kehidupan nyata, dan di dalam hati para penerus bangsa.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

silahkan berkomentar dengan bijak, sopan, dan santun. termiakasih telah mampir dan membaca blog kami.